Pendahuluan
Dewasa ini, memahami eksistensi media pemberitaan tidak cukup hanya dengan mengkaji cara kerja praktisi serta khalayak dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi. Hal tersebut memerlukan juga penelusuran tentang perubahan konsep media pemberitaan yang dipengaruhi perkembangan teknologi pendukungnya. Konsep media senantiasa mengikuti dinamika peradaban manusia yang saat ini telah memasuki era masyarakat informasi. Jika dibandingkan dengan era sebelumnya (era masyarakat pertanian dan era masyarakat industri), media penyiaran abad ini memiliki karakteristik yang semakin kompleks.
Sebagai ilustrasi, dapat dilihat bagaimana karakteristik media penyiaran televisi di Indonesia pada masa orde baru (1966-1998). Kalau itu media pemberitaan terpasung kebijakan politik orde baru utamanya media televisi yang didominasi stasiun televisi TVRI atau Televisi Republik Indonesia. Penyiaran dan produksi materi berita berlangsung di bawah kontrol pemerintah atau menerapkan model komunikasi yang berlangsung linier dari sumber, pesan, saluran, hingga penerima informasi. Penguasa atau pemerintah di masa orde baru menguasai dan mengontrol sepenuhnya pesan ataupun informasi dan khalayak menerimanya tanpa memiliki peluang luas untuk memberikan feedback ataupun umpan balik.
Sebaliknya, model komunikasi yang diterapkan pasca orde baru telah menyertakan unsur umpan balik. Industri media penyiaran Indonesia saat ini telah membuka keran bagi masyarakat untuk memberikan umpan balik terhadap isi berita yang disiarkan, sebut saja program acara Suara Anda (Metro TV), yang memungkinkan bagi khalayaknya dapat berinteraksi dengan memilih dan mengomentari pilihan beritanya. Belum lagi seperti halnya liputan6.com yang memungkinkan bagi para Citizen Journalism untuk berpartisipasi dalam menghimpun suatu berita. Fenomena ini menjelaskan adanya unsur Interaktivitas yang menjadi ciri khas media pemberitaan era masyarakat informasi, yang di dalamnya khalayak tak hanya memiliki kesempatan untuk memberikan pesan namun memodifikasi isi pesan yang disajikan.
Kebangkitan Citizen Journalism berhubungan erat dengan meluasnya jaringan sosial media yang mengiringi perkembangan Information Communication Technology atau ICT. Kehadiran media sosial memperlihatkan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah semua aspek kehidupan manusia dalam konteks membangun hubungan sosial. Jaringan distribusi informasi melalui infrastruktur internet dinilai lebih praktis dan bersifat Global ketimbang jaringan media pemberitaan konvensional. Pola distribusi informasi pun teramat beragam karena Social Software atau perangkat sosial yang dikembangkan lebih dari satu macam seperti halnya Facebook, Twitter, dan YouTube dengan berbagai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Praktis yang menjadi pertanyaan kemudian adalah tentang hal yang harus dilakukan praktisi media penyiaran profesional yang sudah ada dalam menyambut fenomena tersebut dan mereka melihatnya sebagai suatu ancaman atau justru sebagai suatu peluang.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kepemimpinan media masa dalam menyesuaikan diri dengan dinamika perkembangan zaman ?
2. Apa saja langkah-langkah strategis untuk menjadikan media masa tetap dipilih oleh khalayak ?
Pembahasan
1. Peran Kepemimpinan Media Masa dalam Penyesuaiannya Terhadap Dinamika Perkembangan Zaman
Komunikasi dan informasi menjadi salah satu unsur yang tentunya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Media masa menjadi salah satu kunci yang tentunya juga harus bertransformasi dan melakukan berbagai penyesuaian sehingga dapat menyajikan informasi yang tentunya dapat dikonsumsi oleh khalayak.
Perubahan era memberikan dampak baik secara positif ataupun terhadap media masa. Permasalahan-permasalahan yang timbul di media tentunya cukup banyak, sehingga pengontrolannya menjadi sulit dan mungkin tidak dapat dikendalikan keseluruhan, contohnya: Hoax dalam berita-berita, kalimat-kalimat yang tidak baik informasi yang sangat kurang tapi sudah di Delivery kepada pengguna ataupun khalayak sehingga terjadi kesalahpahaman, dan masih banyak lagi permasalahan yang timbul di media masa. Dalam hal ini terkadang komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin tidak dapat dipahami oleh pengguna media sehingga terjadi kesalahpahaman yang berkelanjutan dan mungkin tidak akan ada penyelesaian untuk hal tersebut.
Di sini tantangan timbul, yaitu bagaimana seorang pemimpin dapat mengkomunikasikan visi dan misinya secara terarah dan secara positif dapat membangkitkan inspirasi positif untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya sebagai contoh, perubahan dapat timbul pada saat perubahan itu sendiri diberikan sebuah solusi. Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi kepemimpinan media yang dapat diterima dan mempengaruhi masyarakat ataupun khalayak secara positif dan tentunya akan menciptakan sebuah budaya positif, yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kehidupan manusia.
2. Langkah-langkah Strategis Untuk Menjadikan Media Masa Tetap Dipilih Oleh Khalayak
Praktisi industri media pemberitaan Mainstream menghadapi fenomena yang tidak boleh diabaikan, hal tersebut merupakan pergeseran perilaku khalayak dalam mengonsumsi dan mendistribusikan informasi. Mereka juga tidak dapat menampik kebangkitan era komunitas virtual dan pewarta warga. Pada era masyarakat informasi, praktisi media Mainstream harus berdamai dengan bertransformasi menjadi media pemberitaan yang memberikan ruang kreativitas bagi khalayaknya untuk turut berpartisipasi aktif memproduksi informasi.
Fenomena makin berkembangnya media sosial dan pergeseran pola masyarakat dalam mengonsumsi informasi ini tidak dapat diabaikan begitu saja oleh praktisi industri media pemberitaan Mainstream. Media pemberitaan Mainstream sebenarnya telah melakukan sinergi dengan melakukan transformasi pada distribusi pemberitaannya. Satu hal yang tidak kalah penting, industri media Mainstream juga perlu mengetahui penggunaan berbagai platform media sosial masyarakat era informasi. Mengabaikan peran aktif masyarakat informasi hanya akan membuat industri media pemberitaan ditinggalkan khalayak. Lebih lanjut, pada era masyarakat informasi, nantinya semua orang akan terhubung, publik dapat menjadi objek sekaligus subjek sebuah berita. Publik tidak hanya memperoleh informasi dari media Mainstream baik cetak, elektronik, maupun digital. Karena pada akhirnya, tidak semua jurnalis profesional mampu melaporkan semua peristiwa termasuk mengikuti tren konsumsi berita masyarakat informasi.
Terimakasih, sangat membantu
BalasHapusngk ada daftar pustaka nya
BalasHapus